Minggu, 09 Oktober 2011

Pencemaran Air oleh Sabun / Deterjen

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik. Limbah rumah tangga juga merupakan salah satu penyumbang penemaran air, seperti penggunaan sabun (deterjen) untuk mandi dan mencuci. , yang dapat juga mengurangi kandungan oksigen dalam air.( sumber : Wikipedia bahasa indonesia)




Deterjen menjadi bahan pencemar karna Deterjen buatan atau synthetic detergent adalah campuran sejenis senyawa bahan pembersih yang berkandungan utama zat surfaktan (surfactant atau surface active agents), dengan bahan-bahan lain seperti zat pengisi (fillers), pembentuk (builders), serta komponen lain seperti pewarna, pewangi, boosters dan lain-lain. Surfaktan adalah senyawa kimia yang mudah larut dalam cairan yang memungkinkannya terserap pada zat lain sehingga zat tersebut menjadi mudah larut atau memiliki sifat kimia fisika tertentu dalam suatu cairan. Molekul surfaktan setidaknya berkandungan satu gugus yang memiliki afinitas pada permukaan cairan polar, yang umumnya dipahami sebagai tingkat kelarutan dalam air, dan satu gugus lain yang tidak gampang berafinitas dengan air.

Dampak pencemaran oleh sabun / deterjen karna Deterjen merupakan bahan pembersih yang terbuat dari bahan kimia sintesis dengan komponen utama surfaktan. Karna dianggap bukan bahan berbahaya atau toksik maka sebagian limbah pengggunaan deterjen sering di buang kedalam perairan seingga menjadi sumber pencemaran yang potensial. Dalam konsentrasi tertentu deterjen dalam air dapat mengggangu difusi oksigen dari udara kedalam air, selain itu senyawa Fosfor dan nitrogen yang terandung dalam deterjen dapat menyebabkan eutrofikasi dalam perairan. Pengaruh lanjut deterjen terhadap organisme perairan adalah berupa penghambatan pertumbuhan dan menyebabkan degradasi fungsi pada berbagai organ tubuh dari organisme lain.

Tehnik Pengolahan air secara umum dapat digolongkan menjadi :

1. Pengolahan Fisis
Pengolahan air yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir serta mengurangi zat-zat organik dalam air yang akan diolah.
Contoh : filterisasi, evaporasi, sekrining, sentrifugasi, flotasi, RO, dan sebagainya.

2. Pengolahan Kimiawi
Proses pengolahan dengan penambahan bahan kimia tertentu dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas air.
Contoh : koagulasi, ion exchange resin, khlorinasi, ozonasi, dan sebagainya.

3. Pengolahan Biologis
Bertujuan menghilangkan atau mengurangi kandungan senyawa organik atau anorganik. Fungsi ini dapat dicapai dengan bantuan aktifitas mikroorganisma gabungan (mixed culture) yang heterotrofik.
Mikroorganisma mengkonsumsi bahan-bahan organik untuk membentuk biomassa sel baru serta zat-zat organik, dan memanfaatkan energi yang dihasilkan dari reaksi oksidasi untuk metabolismenya
Contoh : lumpur aktif, filter trickling, kolam oksidasi, fermentasi metan, dekomposisi materi toksik, denitrifikasi, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar